Kamis, 08 September 2016

Homo Homini Lupus

Homo Homini Lupus

Ilmu pengetahun adalah suatu sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui  keadaannya dan lingkungannya, serta menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, atau menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya. Dimasa pra ilmiah pengetahuan diperoleh secara empiris turun-temurun, kemudian diteruskan dengan eksperimen dan logika. Ilmu-ilmu yang dasar serta tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang lebih bersifat universal daripada yang tergantung pada lingkungan dan zaman.[1]
Berkat adanya ilmu pengetahuan manusia dapat mengunjungi bulan sebagai ilmuwan, telah banyak jiwa manusia yang ditolong  dari kematian dengan adanyapasteurisasi yang ditemukan oleh Louis Pasteur, manusia dapat bepergian dengan cepat menggunakan bis, kapal dan pesawat terbang. Ilmu kedokteran dapat melakukan pencangkokan jantung baru untuk pengganti jantung yang rusak. Dibidang  binis pembayaran dalam jumlah besar cukup dengan secarik Cek. Pekerjaan administrasi yang rumit dapat diselesaikan mudah, cepat, murah dengan bantuan komputer. Pendidikan telah mengalihkan fungsi guru diganti dengan system tele conference. Ibu rumah tangga cukup belanja melalui telepon, atauInternet. Pendek kata perkembangan ilmu dan ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi-teknologi baru yang membantu umat manusia dalam kehidupan.
Dalam kehidupan modern saat ini dunia semakin dipengaruhi oleh disiplin ilmiah : logika, matematika, fisika, kimia, ilmu-ilmu kehidupan, ilmu-ilmu sosial dan ilmu kemanusiaan. Ilmu-ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan manusia yaitu :
Pertama : penerapannya untuk pembangunan jembatan, stasiun-stasiun pembangkit tenaga listrik, perang, perawatan kesehatan, komputer, kebijaksanaan manajemen, psikologi persuasi, keberhasilan teknologi, dalam arti psikologi yang paling luas membuat ilmu pengetahun dapat diterima dinegara dengan rezim politik berbeda.
Kedua : cara berpikir. Pengajaran di sekolah dan universitas membentuk pemikiran kita. Buku matematika yang sama ditemukan di seluruh dunia. Konsep-konsep psikologis merasuki cara kita menilai dan bahkan memahami orang lain dan diri kita sendiri. Realitas menjadi suatu kata yang berurusan dengan fakta. Kita dididik dan dilatih untuk memiliki cara berpikir yang logis dan untuk menangkap fakta sebagaimana adanya. Segala sesuatu yang bukan merupakan penjelasan faktual atau logis disingkirkan ke imajinasi adi kodrati atau penilai subyektif. [2]
Disiplin Ilmiah tersebut diperoleh dari keingin tahuan yang mendalam untuk menguak kebenaran dalam  mencari apa sebab demikian dan mengapa harus demikian. Ilmu tidaklah amat menghiraukan apa gunanya, bolehlah hendak dikatakan hanya ingin tahu semata dan jika berguna bagi umat manusia sukurlah, namun yang jelas ilmu harus mempunyai sifat-sifat ilmiah agar dapat disebut ilmu pengetahuan.
Sifat ilmiah dari Ilmu pengetahuan adalah :
  1. Oleh karena itu ilmu pada dasarnya memang sama dengan pengetahuan, maka ada obyeknya pula. Jika mau benar maka ilmu itu harus sesuai dengan obyeknya.
  2. Persesuaian antara pengetahuan dengan obyeknya. Kebenaran mungkin disana-sini tercapai secara kebetulan, tetapi biasanya tidak demikian. Cara untuk mencari kebenaran dalam ilmu disebut dengan metodos, dari kata junani “hodos” artinya jalan, cara. Jadi ilmu harus bermetodos.
  3. Sifat ilmu harus universal. Pengetahuan yang mengenai umum. Kebenaran yang hendak dicapai oleh ilmu itu, kalau nanti tercapai merupakan putusan yang dirumuskan secara tertentu pula. Putusan yang mengutarakan pengetahuan tentang satu persatu, jadi yang khusus bisanya bukanlah yang dicita-citakan ilmu. Orang belumlah disebut ilmiah jika ia tahunya yang khusus saja walaupun jumahnya banyak.
  4. Ilmu haruslah bersistem. Kebenaran tentang suatu obyek dalam keseluruhannya yang telah dicapai dengan mempergunakan metode serta dirumuskan secara baik dan jitu lagi pula merupakan pengetahuan umum itu, justru oleh karena mengenai sesuatu obyek, sedapat dikumpulkan dan disusun sehingga semuanya merupakan suatu keseluruhan.[3]
Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat, penemuan dan penciptan silih berganti dan makin kerap. Cabang-cabang ilmu baru bermunculan seperti cabang biologi  ada biologi molekuler, cabang fisika sperti fisika nuklir, fisika quantum, serta cabang-cabang ilmu lain seperti ekonomi, kimia, geologi, informasi dan sebagainya. Berdasarkan artikel American Association of State Colleges and Universitas : “Ilmu pengetahuan akan meningkat dua kali lipat setiap 73 hari menjelang tahun 2020”.[4]
Ilmu pengetahuan  dan teknologi yang membantu manusia ternyata juga merupakan ancaman bagi manusia. Seperti penggunaan bom atom, nuklir untuk senjata perang. Senjata kimiawi, dan senjata kuman untuk memusnahkan manusia. Teknologi bom cluster, peluru kendali. Merupakan  senjata andalan perang untuk memusnahkan sesama manusia.
Seperti kita ketahui bom telah meningkat tenaganya dari 20 ton TNT ditahun 1940-an sampai 20.000 ton TNT pada bom atom di Hirosima, dan kemudian senjata hydrogen dari 20.000.000 ton setelah 1953, suatu peningkatan yang sangat hebat dalam waktu yang relatif singkat. Kini bom hydrogen yang terberat tenaganya sama besar dengan kira-kira 100 juta ton TNT, dan jumlahnya sedemikian banyaknya, hingga bom-bom  itu dapat menghapuskan kehidupan di planet kita ini. [5]
Hasil pengetahuan dalam bidang komunikasi dan informasi telah digunakan untuk membelokkan  informasi sesuai dengan kepentingan politik dan kekuasaan. Dimana siapa yang menguasai informasi dialah yang dapat menguasai dunia.  Sebagai contoh  informasi dari belahan Barat yang menyatakan Islam identik dengan teroris, sedang negara semacam Israel yang jelas-jelas sebagai teroris dengan membantai orang-orang Palestina justru dibela oleh Amerika dan sekutunya, bahkan diberi bantuan dana untuk melanggengkan keterorisannya.
Setelah setengah abad lebih Choro Fluro Carbon (CFC) atau disebut pula freon , merajai sistem pendingin baik dalam skala industri maupun rumah tangga. Ketika pertama kali digunakan oleh   General Motor pada tahun 1930, freon dinilai bahan yang memiliki manfaat banyak, tanpa efek samping dan merugikan. Hal ini karena freon tidaklah mudah terbakar atau meledak, tidak beracun, dan stabil (tidak mudah bereaksi dengan senyawa atau unsur lain), sehingga penggunaan di dunia Industri semakin meningkat dan meluas, tidak hanya pada industri sistem pendinginan udara (AC, kulkas dan freezer), tetapi juga berkembang sebagai pendorong dalam industri kemasan kaleng cat.
Tanda-tanda akhir kejayaan freon bermula dari ditemukannya penipisan ozon dalam atmosfir bumi yang mulai terpantau satelit pada tahun 1975. Semula  lapisan ini hanya bersifat temporal (musiman) belaka, tetapi ternyata kemudian proses penipisan berlanjut dan semakin parah. Pada tahun 1980 para ilmuwan lingkungan Inggris menemukan adanya lubang ozon di Kutub Selatan. Terakhir penipisan lapisan Ozon sudah semakin nampak jelas di Kutub Utara pada tahun 1992.
Sebenarnya ozon termasuk polutan udara yang bisa mengganggu kesehatan. Udara yang mengandung ozon dengan konsentrasi sampai 0,3 ppm bila kontak dengan manusia bisa mengkibatkan terjadinya iritasi pada hidung dan tenggorokan. Manusia yang mengalami kontak selama 2 jam dengan udara yang mengandung freon dengan konsentrasi 1-3 ppm bisa menyebabkan pusing berat dan bagi orang yang sensitive bisa menyebabkan kehilangan koordinasi. Selain itu ozon juga menyebabkan kerusakan kimiawi pada bahan tertentu seperti organic polimer, misalnya karet, tekstil alami, dan tekstil sintesis. Sensitivitas bahan-bahan tersebut terhadap serangan ozon tergantung jumah ikatan rangkapnya. Sebab yang diserang ozon adalah ikatan rangkapnya.
Dengan ketidakstabilannya, ozon berjasa besar kepada segenap makhluk hidup penghuni bumi. Lapisan ozon yang ada di atmosfir bumi menjadi “perisai “ bagi penghuni bumi dari “serangan “ energi radiasi ultra violet yang berasal dari sinar matahari. Energi radiasi ini demikian besar sehingga bisa menyebabkan terjadinya perubahan gen yang sangat merugikan pada makhluk hidup. Selain itu dapat menimbulkan kanker, katarak, dan menurukan immunitas tubuh.
Ternyata setelah diselidiki oleh para ahli penyebab penipisan dan munculnya lubang pada lapisan ozon terjadi karena reaksi ozon dengan senyawa khlorin yang ditemukan diatmosfir atas.  Kehadiran senyawa khlorin dalam atmosfir diketahui berasal dari pelepasan freon  keudara. Pelepasan freon secara terus menerus ke udara akan menyebabkan semakin banyak pula senyawa khlorin yang dihasilkan. Hal ini sekaligus menyebabkan semakin berkurangnya menipisnya lapisan ozon di atmosfir.[6]
Bom bisa digunakan untuk membumi hanguskan manusia dalam perang, CFC atau freon ternyata merusak lapisan ozon diatmosfir yang dapat merugikan manusia, kloning jika digunakan untuk manusia dapat membuat keyakinan akan agama luntur dan jika kloning diselewengkan untuk keperluan manusia dapat digunakan untuk hal-hal melanggar tatanan  sosial, masih banyak hasil ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak buruk bagi manusia seperti Internet yang berdampak pada pemberian informasi yang ngawur  dan menyesatkan, dan mengumbar pornografi, DVD yang digunakan untuk menonton BF oleh anak-anak, perekonomian yang menjanjikan pasar bebas dalam era global yang justru hanya menguntungkan bagi negara berkembang dan akan semakin memiskinkan negara yang miskin, membanjirnya produk hasil ilmu pengetahuan telah merubah manusia-manusia menjadi konsumerisme dengan gaya hidup hedonisme.
Maka  terjadilah Homo Homini Lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya), negara maju produsen alat-alat pendingin tetap  menggunakan freonkarena semata-mata untuk kepentingan bisnis dan devisa suatu negara. Negara Industri ramai-ramai membuai konsumen dengan memberikan impian barang mewah, barang baru dan barang yang dapat mengangkat gengsi. Amerika dengan mesin perangnya  tetap  membunuh mereka yang dianggap teroris dan tidak sejalan dengan kebijan politiknya, tetap  memberikan informasi kepada dunia bahwa Islam sama dengan teroris. Israel yang tetap menginvasi Palestina dengan dukungan dan biaya oleh Amerika dan Inggris. Ini semua adalah berkat adanya Ilmu, Ilmu pengetahuan. Mereka yang berilmu tinggi akan dapat menipu yang berilmu rendah (wong bodo panganane wong pinter), sebagaimana ucapan Fancis Bacon bahwa “Ilmu adalah kekuasaan”. Kalau ilmu kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan.
Ilmu pengetahuan berpengaruh positif dan juga negatif terhadap manusia, yang bisa membuat peradaban dunia menjadi seperti sekarang Namun juga bisa pula menghancurkan manusia. Maka diperlukan pandangan hidup terutama landasanontologis, epsitemologis, dan aksiologis bagi ilmu pengetahuan agar terjadi keseimbangan antara rasionalitas dengan kearifan sehingga manusia tidak menjadihomo homini lupus. Rasionalitas ilmu tidak boleh mengorbankan nilai-nilai kegamaan, kemanusiaan, kebangsaan, dan keadilan. Ilmu bukanlah untuk menguasai manusia tapi ilmu adalah untuk pengabdian pada kemanusiaan.
[1] T. Jacob, Manusia, Ilmu dan Teknologi, Tiara Wacana, Yogya, 1993. Hal 7.
[2] CA, Van Peursen, Fakta, Nilai, Peristiwa, Tentang Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Etika, Gramedia, Jakarta, 1990.
[3] Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahun, Rineka Cipta,  1998 . hal. 38
[4] Norman W. Edmund, Pola Umum Metode Ilmiah, Dabara Publisher, Solo, 1993
[5] J. Wukir, Ilmu Pengetahuan Idaman atau Ancaman, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1981 hal. 24
[6] Achmad Marzoeki, Menunggu Suksesi Freon, dalam Suara Muhammadiyah, No. 24/81/1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar