Rabu, 21 September 2016

PENTINGNYA HARD SKILL DAN SOFT SKILL BAGI MAHASISWA

PENTINGNYA HARD SKILL DAN SOFT SKILL BAGI MAHASISWA

A.    PENDAHULUAN
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja.  adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan  itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa  harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiranhard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa pentingnya hard skill dan soft skill bagi setiap orang yang ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan demikian dituntut bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkan hard skill dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada masa studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003 – 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledgehard skill, soft skill) yang semakin tinggi.
B.      HARD SKILL
Proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan hard skill.
Menurut Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal (2010) hard skill yaitu  lebih beriorentasi mengembangkan intelligence quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard skillmerupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.

C.    SOFT SKILL
Menurut Ramdhani (2008) dalam Syawal (2010) pengertian soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mempu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dari kedua pendapat tersebut diatas, ada kesamaan pendapat tentang pengertian soft skill yaitu interpersonal skill  hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.
Dari pendapat tersebut diatas masih terdapat kemampuan tambahan seseorang diluar dari interpersonal skillsdan intrapersonal skills yang disebut Ekstrapersonal skills seperti kemampuan seseorang dalam spritual inteligence(SQ). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian soft skill yaitu kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) serta kemampuan tambahan seseorang dalam kepercayaan/kepedulian baik terhadap penciptanya maupun orang lain (ekstrapersonal skills).
Apa saja yang termasuk di dalam soft skill? Menurut Ramdhani dalam Syawal beberapa keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skill adalah: etika/propesional, kepemimpinan, kreativitas, kerjasama, inisiatif,facilitating kelompok maupun masyarakat, komunikasi, berpikir kritis, dan problem solving. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut softskills yang dominan di lapangan kerja yang dimuat oleh Tarmidi dalam websitenya. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) etika/integritas, (3) berfikir kritis, (4). kemauan belajar, (5) komitmen, (6) motivasi, (7) bersemangat, (8) dapat diandalkan, (9) komunikasi lisan, (10) kreatif, (11) kemampuan analitis(12) dapat mengatasi stres, (13) manajemen diri, (14) menyelesaikan persoalan(15) dapat meringkas, (16) berkoperasi, (17) fleksibel, (18) kerja dalam tim(19) mandiri(20) mendengarkan, (21) tangguh,  (22) berargumentasi logis, (23) manajemen waktu.

D.    PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya. Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperiteam work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang  mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skillyaitu ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skillketrampilan dalam mengaturdirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skillsditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu, sedangkan softskillsmerupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:
·         Bersifat generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
·         Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
·         Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
·         Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran seumur hidup’ (‘life long learning’).
·         Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
·         Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.


E.     BAGAIMANAKAH MAHASISWA  MASA SEKARANG?
Mahasiswa  adalah mahasiswa yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama yang berbeda bilamana tujuaannya adalah untuk mengembangkan IQ dan ingin mempelajari IPTEK  serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang telah selesai mengikuti segala syarat untuk memperoleh gelar sarjana/sajana muda maka mereka berhak mendapatkan izajah dan gelar. Untuk pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya membutuhkan waktu yang lama, minimal tiga setengah tahun belajar untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta melatih keterampilan sesuai bidangnya (hard skill) di  untuk gelar sarjana (S-1) dan minimal tiga tahun untuk mendapat gelar sajana muda (D-III).
Namun demikian, banyak mahasiswa yang hanya ingin memperoleh ijazah saja dengan mengabaikan hard skill dan soft skill. Hal ini terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau dengan mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain hal diatas, tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen pembimbing ataupun penguji dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja hijau. Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena mahasiswa tidak memiliki hard skill dan soft skill yang baik.
Banyaknya mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dalam waktu minimum untuk memperoleh gelar merupakan hal yang biasa dilingkungan . Bahkan tidak jarang mahasiswa  yang drop out (DO) karena berbagai alasan. Jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya  hard skill dan soft skill apakah hal ini akan terjadi? Tentu tidak, karena jika memiliki hard skill dan soft skill yang bisa diandalkan maka akan lebih cepat menyelesaikan studinya dan tidak akan terjadi drop out kecuali dengan alasan tertentu seperti faktor fisik yang kurang mendukung.
Berorganisasi merupakan salah satu tempat pelatihan untuk soft skill dan untuk penerapan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah apakah semua mahasiswa mengikuti salah satu organisasi yang ada di  ataupun organisasi yang ada di masyarakat? Sebagian mahasiswa berpendapat bahwa mengikuti salah satu organisasi adalah sama saja menghabiskan waktu. Padahal kenyataannya adalah mahasiswa yang tidak mengikuti salah satu organisasi bukan memanfaatkan seluruh waktunya untuk memperbaiki hard skill dan soft skillnya.
Sikap mahasiswa dalam bermasyarakat juga berbeda-beda. Ini akibat dari keadaan lingkungan mahasiswa yang semula berbeda dengan keadaan lingkungan masyarakat di sekitar . Banyak mahasiswa yang menyalahgunakan identitas dirinya sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, tidak jarang lagi dilihat mahasiswa yang suka mabuk-mabukan,  kawin di luar nikah, berfoya-foya, malas-malasan. Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik?

F.     BEBERAPA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu melihat keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan, keluarga dll. Menurut tim pengajar  bahwa dalam kehidpan ini individu tidak terbebas dari kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan. Ditambahkan juga bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila memuaskan atau menyenangan disiapi dengan cara meluap-luap sehingga lupa diri, ataukah mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. Demikian juga apabila kondisi tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya apakah dengan cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan menyalahkan lingkungan dengan berlebihan, sehingga timbul antipati. Kedua kondisi tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. Dalam hal bersikan individu harus dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa dalam hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan yang berlangsung tanpa batas.
Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering diadakan perlombaan-perlombaan. Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi baik. Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengembangkan hard skill. Selain hard skill, seserorang tidak terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melaluilearning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting dikembangkan untuk para mahasiswanya.
Pengembangan soft skill di perguruan tinggi juga dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler. Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.
Menurut Syawal untuk tahun akademik 2009/2010 telah ditetapkan kebijkan untuk mengimplementasikansoft skill dalam proses pembelajaran di setiap masing-masing prodi/jurusan dari setiap fakultas di lingkungan . Dalam hal ini jelas bahwa, selain mengembangkan hard skill untuk mahasiswa  juga dikembangkan soft skill dengan mengimplementasikan soft skill tersebut dalam proses pembelajaran. Syawal juga menambahkan bahwa proses pengintegrasian soft skill,  menetapkan langkah dalam situasti pembelajaran yang:
1.      bergeser dari teaching learning center (CTL) menuju student learning center (SCL), suatu paradigma baru dalam tatap muka.
2.      integrasi dan problem based learning
3.      tugas berbasis masalah dan aneka sumber
4.      independent learner
5.      penilaian bergeser dari PAP menuju PAN

G.    BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA MAHASISWA  YANG AKAN DATANG?
Mahasiswa sebagai calon intelektual seharusnya bersikap sebagai seorang calon intelektual yang harus terus melatih hard skill dan soft skillnya untuk menunjang kehidapan yang lebih baik dengan terus belajar untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ)nya. Dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup) tidak selayaknya lagi ada mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan izajah saja. Gelar dan izajah seharusnya hanya sebagai penghargaan/pengakuan atas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahliannya.
Mahasiswa  seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan  dan memiliki soft skill yang baik maka tidak akan terdapat lagi mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan gelar dan ijazah saja. Penerapan ilmu pengetahaun dan keterampilan yang diperolehnya akan lebih baik. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih baik.
Mahasiswa  yang mempunyai soft skill yang baik tidak akan menyianyikan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan bersenang-senang, mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti yang disebutkan diatas mengikuti salah satu organisasi baik organisasi di  maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan menjadi contoh dimasyarakat bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral, sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan lingkungan. Dengan demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima keberadaan mahasiswa di lingkungannya.
Lulusan mahasiswa  juga seharunya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian ada keuntungan antara dunia kerja dengan . Dunia kerja akan merasa puas dengan lulusan  yang memiliki hard skill dansoft skill yang baik. Nama baik  akan semakin meningkat dan  akan menjadi perguruan tinggi yang memimiliki nilai lebih dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu, maka akan terjalin kerjasama yang baik antara  dengan dunia kerja.
Banyak mahasiswa yang pintar sesuai dengan bidangnya tetapi nilai dari soft skillnya rendah. Bagaimanakan mahasiswa ini nantinya setelah bekerja? Pejabat-pejabat di negara indonesia ini adalah gambaran mahasiswa lama sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya tidak memiliki moral, tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama atau lingkungannya. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai untuk memberantas hal yang demikian? Bukankan mahasiswa-mahasiswa yang akan menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah mahsiswa  sebagai salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

H.    PENUTUP
Upaya pemerintah untuk mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti  juga  menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini disia-siakan.
Mahasiswa  adalah mahasiswa yang mayoritas keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata lain lulusan mahasiswa  akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik. Tenaga pendidik seharusnya mengerti arti dari pendidik sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan memiliki kemampun untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan serta bermoral dan beretika.
 Dengan demikian, sudah seharusnya mahasiswa  menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini disadari oleh setiap mahasiswa maka lulusan  akan lebih baik, dengan sendirinya mahasiswa  akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.



By: Hardinan Sinaga, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar